Apa yang Perlu Dilakukan Perez untuk Bertahan di Red Bull?
Sergio Perez menghadapi musim F1 yang krusial di tengah upayanya bertahan di Red Bull.
Sergio Perez menuju musim F1 2024 tahu bahwa dia bertarung untuk posisinya di Red Bull.
Checo bisa dibilang menghadapi musim tersulit dalam kariernya di F1 saat memasuki tahun terakhir kontraknya di Red Bull di tengah ketidakpastian yang sangat besar.
Setelah tahun 2023 yang sulit, jika dibandingkan dengan Max Verstappen dengan mobil yang sama, masa depan pembalap 33 tahun itu akan menjadi salah satu plot menarik di musim 2024.
Perez tahu kursinya akan diperebutkan dan sebagian besar grid akan mengambil kursinya jika diberikan kesempatan.
Jadi, apa yang perlu dia lakukan untuk mempertahankannya?
Mengatasi kelemahan kualifikasi
Meningkatkan performa kualifikasi harus menjadi agenda utama Perez di 2024.
Bahkan Team Principal Red Bull Christian Horner menyebut kualifikasi sebagai area terbesar yang perlu ditingkatkan Perez di 2024, mengakui itu adalah "kelemahannya."
"Kami membutuhkan dia untuk kualifikasi lebih dekat ke depan, lebih dekat ke Max dan memberikan lebih banyak tekanan,” jelas Horner. “Kami tidak bisa membiarkannya hilang pada titik-titik tertentu di kejuaraan dan [tidak] memiliki konsistensi itu.”
Statistik kualifikasi Perez pada tahun 2023 memberikan indikasi yang memberatkan.
Dia dikalahkan 20-2 oleh Verstappen, meraih hanya dua pole (10 lebih sedikit dari Verstappen, dan hanya masuk ke Q3 pada 13 kesempatan, tersingkir di Q2 pada enam kesempatan dan satu kali dari Q1.
Checo gagal mencapai Q3 untuk lima event berturut-turut pada titik terendahnya dan tidak mengalahkan Verstappen selama sisa musim setelah itu.
Mengingat betapa dominannya RB19, posisi grid rata-rata 9,27 menyoroti betapa buruknya Perez pada hari Sabtu, yang pada gilirannya memberi beban tambahan pada hari balapan.
Kecepatan balapan Perez adalah salah satu kekuatannya, jadi jika dia bisa mencapai performa terbaiknya di kualifikasi, dia akan membuat hidupnya lebih mudah.
Kendalikan yang bisa dikendalikan
Perez sepertinya harus memperhatikan sebuah filosofi kuno untuk meningkatkan performanya tahun ini.
Dibandingkan khawatir dengan faktor eksternal seperti performa pembalap yang bisa merebut kursinya - seperti Daniel Ricciardo - Perez perlu fokus meningkatkan permainannya dan mengendalikan takdirnya sendiri.
Psikologi dan momentum memainkan peran besar dalam olahraga dan hal yang sama juga berlaku di F1. Perez harus berada dalam performa terbaiknya secara mental untuk memblokir semua rumor terkait masa depan, dan pertanyaan yang pasti akan datang.
Setelah performa yang tidak menentu sepanjang 2023, Perez sangat perlu menemukan konsistensi dalam penampilannya.
Banyak atlet yang memakai klise 'pertandingan demi pertandingan' - atau dalam kasus pembalap F1 'balapan demi balapan' - untuk mendapatkan yang terbaik dari diri mereka sendiri, daripada melihat terlalu jauh ke depan.
Perez kemungkinan besar akan mendapat keuntungan dari penerapan mantra semacam ini.
Berhentilah untuk coba mengalahkan Verstappen
Saran ini mungkin terdengar aneh mengingat tujuan pertama seorang pembalap F1 adalah mengalahkan rekan setimnya.
Tapi jika Perez bisa mempelajari sesuatu dari beberapa musim terakhir, rasanya lebih baik untuk menerima fakta bahwa Verstappen berada di level lain.
Berdasarkan bukti yang sudah kita lihat, sulit untuk melihat tanpa adanya kemalangan besar yang berperan, bahwa Perez bisa mengalahkan Verstappen selama satu musim.
Anda hanya perlu melihat jarak yang menganga di antara mereka tahun lalu untuk melihatnya.
Verstappen memenangkan 19 balapan berbanding dua untuk Perez, dan Max mencetak poin yang cukup untuk memenangkan kejuaraan konstruktor untuk Red Bull sendirian, meraih lebih dari dua kali lipat poin Checo.
Perez telah mengungkapkan target ambisiusnya pada tahun 2024 adalah menggulingkan Verstappen dan memenangkan gelar dunia F1 pertamanya.
Tapi untuk menjaga asanya bertahan di Red Bull, Perez rasanya lebih baik tidak berambisi untuk mengalahkan Verstappen, dan menerima tempatnya di tim yang pada akhirnya dibangun berdasarkan rekan setimnya.