Sainz Terkejut Mesin Mobilnya Meledak secara Tiba-Tiba
Setelah memenangi Grand Prix Inggris pekan lalu, Carlos Sainz berada di jalur untuk mengamankan hasil 1-2 pertama bagi Ferrari sejak Bahrain dengan Charles Leclerc memburu Max Verstappen dari Red Bull pada F1 GP Austria.
Ketika Sainz mulai mengincar Verstappen dengan 14 lap tersisa, mobil Ferrari F1-75 nya secara dramatis terbakar, menandai kegagalan mekanis keempat untuk Scuderia dari 11 balapan musim ini.
Sainz segera menepikan mobilnya ke run-off di Tikungan 4, namun mobilnya berjalan mundur menuruni lereng, membuat Sainz sempat kesulitan keluar dari mobilnya yang sudah mulai dilalap api.
Setelah berhasil keluar dari mobil dan kembali ke paddock, Sainz mengatakan bahwa ia tidak memiliki tanda-tanda apapun soal mesinnya yang secara dramatis terbakar.
“Tidak ada umpan balik dari mesin bahwa ini akan terjadi,” jelas Sainz. “[Itu] sangat tiba-tiba. Saya kehilangan kata-kata karena kehilangan poin yang besar, dan hasil yang besar untuk tim. Saya pikir itu akan menjadi 1-2 yang mudah hari ini.”
Kesempatan yang terlewat untuk mendekati Red Bull
Ditanya apa yang dilihatnya, Sainz menjawab: “Api. Banyak api. Banyak kerusakan pasti, yang tidak ideal dan sesuatu yang perlu kita lihat.
“Setidaknya hari ini kecepatannya ada, degradasi sangat rendah pada mobil kami. Kami cepat, saya akan mengambilnya dan membalik halaman secepat mungkin.”
Sainz mengakui DNF keempatnya musim ini lebih sulit diambil mengingat daya saing Ferrari-nya akhir pekan ini di Austria.
Hasil tersebut membuat Sainz berada di urutan keempat dalam klasemen pembalap, 75 poin di belakang juara dunia Verstappen, sementara Ferrari terpaut 56 poin dari pemimpin Red Bull di konstruktor.
“Pastinya lebih sulit karena kami akan memangkas poin dari pemuncak klasemen, baik Max maupun Red Bull,” tambah Sainz.
“Kami akan melakukan hasil yang sangat besar untuk tim dan salah satu mobil [Red Bull] DNF. Ini memilukan tetapi kami harus terus mendorong dan membalikkan keadaan, ini masih musim yang panjang di depan.”