Skenario Verstappen Bisa Kunci Gelar F1 2022 di Singapura
Max Verstappen memegang keunggulan besar 116 poin atas Charles Leclerc dengan total 164 poin untuk diperebutkan pada enam balapan terakhir musim ini, termasuk Sprint Race di Brazil, sehingga pembalap Red Bull itu bisa mengunci titel keduanya di Sirkuit Marina Bay akhir pekan ini.
Pembalap Belanda saat ini menikmati rekor terbaik dalam kariernya dengan lima kemenangan berturut-turut atas upayanya yang tampaknya tak terbendung untuk menjadi juara dunia ganda.
Rekan setim Red Bull Sergio Perez , yang terpaut sembilan poin dari Leclerc, dan pebalap Mercedes George Russell , yang terpaut 132 poin di klasemen kejuaraan, adalah pembalap lain yang masih memiliki peluang matematis, meski secara realistis mereka akan sulit membendung Max.
Berikut ini skenario yang dapat memastikan gelar kedua untuk Verstappen di Singapura..
Permutasi gelar F1 2022 di Singapura
Agar Verstappen memiliki peluang untuk berhasil mempertahankan gelarnya di Singapura, ia harus memenangkan perlombaan dengan poin penuh (25) diberikan.
Namun situasinya tidak sesederhana itu, kemenangan Max juga harus dibarengi masalah lainnya untuk Leclerc, dan rekan setimnya Perez tidak naik podium di Singapura.
Jika Verstappen menang dan mendapat fastest lap:
- Leclerc harus finis tidak lebih tinggi dari kedelapan dan Perez tidak lebih tinggi dari keempat
Jika Verstappen menang tanpa lap tercepat:
- Leclerc harus menyelesaikan tidak lebih tinggi dari kesembilan dan Perez tidak lebih tinggi dari keempat, atau kelima jika Checo memiliki lap tercepat.
Jika kondisi di atas tidak terwujud, itu hanya menunda perayaan Verstappen saja. Karena sekalipun Leclerc memenangkan semua balapan tersisa, Max hanya butuh 48 poin tambahan untuk memastikan gelar juara dunianya.
Keunggulan poin Verstappen begitu besar sehingga dia bahkan bisa menelan empat kali DNF, atau finis keenam di setiap putaran dan masih menyegel gelar.
Penobatan di Singapura akan menjadi kesimpulan paling awal untuk perburuan gelar F1 dalam 20 tahun, dan jadi kali ketiga dalam sejarah kejuaraan telah dimenangkan dengan lima balapan tersisa.
Hanya Michael Schumacher (2002) dan Nigel Mansell (1992) yang sebelumnya meraih gelar begitu cepat.
Meskipun mengklaim gelar pembalap F1 rekor bersama tujuh kali, Lewis Hamilton dari Mercedes tidak pernah membungkus kejuaraan dengan lebih dari tiga balapan tersisa.
Jika gagal di Singapura, Grand Prix Jepang di Suzuka tampak sebagai prospek yang lebih realistis bagi kejayaan Verstappen.
Manisnya, itu juga akan terasa seperti kemenangan bagi Honda, mantan pemasok Power Unit Red Bull yang kini telah direbranding menjadi Red Bull Powertrain.