Norris Ungkap Tiga Kata Kunci untuk Mengatasi Start Buruknya
Lando Norris menyebutkan tiga kata kunci untuk mengatasi start buruk yang kembali terulang di Grand prix Belanda.
Lando Norris menduga "masalah mendasar" ada di balik buruknya start McLaren setelah masalah itu muncul lagi di Grand Prix Belanda.
Norris kembali gagal mempertahankan P1 di grid menajdi keunggulan putaran pertama saat Max Verstappen dari Red Bull menyalipnya dalam pelarian menuju Tikungan 1 di Zandvoort.
Berbeda dari kesempatan sebelumnya, kali ini Norris mampu pulih secara gemilang. Ia menyalip Verstappen pada Lap 18 dan melaju untuk kemenangan meyakinkan dengan keunggulan 22,9 detik di garis finis.
Ketika ditanya bagaimana ia dapat meningkatkan start-nya ke depannya, Norris menjawabnya dengan tiga kata singkat: "Jangan sampai wheelspin."
Ia melanjutkan dengan menambahkan: "Maksud saya, kami tahu apa yang harus dilakukan, kami tahu apa yang dibutuhkan untuk memulai dengan sempurna. Namun, kami berbicara tentang margin yang tipis di sini.
"Karena kami berdua tidak melakukannya dengan benar, sepertinya mungkin ada masalah yang lebih mendasar, atau ada sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau kami jelas-jelas salah menilai sesuatu lebih dari yang dilakukan orang lain.
"Oscar adalah salah satu starter terbaik di grid. Saya tidak sebagus dia, tetapi di sana atau di sekitar itu. Saya bukan starter yang buruk, tetapi tidak sebagus yang kami butuhkan.
"Sekali lagi, balapan ini hampir saja berakhir di garis start. Hari ini berbeda dengan yang lain. Seperti yang saya katakan sebelum akhir pekan, kami perlu menemukan konsistensi yang lebih baik.
“Tapi kami sudah mengerjakannya, dan saya merasa kami sudah melakukannya dengan lebih baik secara prosedural, tapi jelas belum menghasilkan hasil yang benar.”
Norris mengatakan dia tetap "sangat tenang" meski kehilangan keunggulan di garis start.
“Setelah memasuki Tikungan 1 dan keluar dari garis, saya sebenarnya sangat tenang,” jelasnya.
"Mungkin karena saya agak terbiasa mundur di awal. Saya sangat siap menghadapi skenario semacam itu. Saya sangat tenang dan hanya berkata, 'Oke, apa yang bisa saya lakukan sekarang?'
“Itu hanya untuk melihat ke depan dan mulai menghemat ban serta melihat kecepatan saya.
“Tapi sungguh, bahkan di [Tikungan] 10, 11, 12, 13, saya berhasil mengejar Max sedikit lagi dan mulai merasa cukup optimis bahwa saya hampir bisa menyalipnya di trek.
“Jadi saya punya dua peluang. Di putaran pertama saya tidak cukup dekat. Di putaran berikutnya saya berhasil finis. Dari situ saya bisa menundukkan kepala.”