Marko Menyebutkan "Kesalahan Terbesarnya" sebagai Penasihat Red Bull
Helmut Marko menyebutkan "kesalahan terbesarnya" selama berkiprah di F1.

Helmut Marko menyebut perekrutan Nyck De Vries sebagai "kesalahan terbesarnya" sebagai penasihat F1 Red Bull.
Marko telah memainkan peran kunci di Red Bull sejak 2005, mengurus program junior mereka.
Pria Austria ini sering bertanggung jawab dalam memutuskan pembalap muda mana yang akan masuk ke tim dan siapa yang melakoni debut F1 bersama Racing Bulls (sebelumnya AlphaTauri dan Toro Rosso).
Menyusul keputusan Pierre Gasly untuk meninggalkan tim pada akhir tahun 2022 ke Alpine, Red Bull menghadapi kekurangan pembalap.
Mereka menolak memberikan kursi itu kepada salah satu pembalap junior mereka dan memilih untuk mengontrak De Vries.
De Vries mencetak poin dalam penampilannya satu kali untuk Williams menggantikan Alex Albon di Grand Prix Italia 2022.
Akan tetapi, pembalap Belanda itu kesulitan tampil maksimal saat diberi kursi pelatih penuh untuk tahun 2023.
Daniel Ricciardo akhirnya menggantikannya setelah hanya 10 balapan.
"Kesalahan terbesar saya? Tidak diragukan lagi, itu adalah Nyck De Vries," aku Marko kepada Autosprint.
"Ia tampil sangat baik saat debutnya bersama Williams di Monza. Namun begitu ia tiba di AlphaTauri, ia tidak mengalami kemajuan.
"Ia memiliki rekam jejak yang luar biasa, juara FIA F2, juga juara dunia Formula E, tetapi bagi kami, stopwatch mengatakan Nyck adalah pilihan yang salah. Dan dalam upaya untuk melaju lebih cepat, ia melakukan kesalahan."
Marko dan Red Bull telah belajar dari kesalahan mereka, memilih untuk promosi dari dalam untuk F1 2025.
Liam Lawson telah menggantikan Sergio Perez bersama Max Verstappen , sementara Isack Hadjar telah bergabung dengan Yuki Tsunoda di RB.
Sosok di balik Vettel dan Verstappen
Marko adalah otak di balik program junior Red Bull sangat sukses.
Sebastian Vettel dan Verstappen berhasil melaluinya, memenangkan beberapa gelar dunia bersama Red Bull.
Ricciardo memenangi tujuh dari delapan balapannya bersama tim, sementara Gasly menang bersama tim junior mereka pada tahun 2020.
Carlos Sainz meninggalkan keluarga Red Bull untuk menikmati karier hebat bersama Renault, McLaren, dan, baru-baru ini, Ferrari.
Delapan pembalap di grid F1 saat ini telah menjadi bagian dari program junior Red Bull di beberapa titik dalam karier mereka, yakni Verstappen, Sainz, Gasly, Albon, Tsunoda, Hadjar, Lawson dan Jack Doohan.