Pacar Bagnaia Ungkap Kisah Kecelakaan pada Kencan Pertamanya
Castagnini merupakan sosok familiar di dalam garasi Ducati, dan menjadi pendukung terbesar Francesco Bagnaia saat merengkuh gelar MotoGP pertamanya tahun ini.
Namun, ada sebuah kisah menarik dari kencan pertama keduanya, yang sudah menjalin hubungan sejak 2016.
Pada kencan pertamanya, Bagnaia dan Castagnini mengalami kecelakaan mobil ringan dalam perjalanan ke rumah.
“Kami pergi makan malam di sebuah restoran di Turin,” kata Castagnini kepada La Stampa. “Saya ingat sore itu hujan.
"Setelah makan malam, dalam perjalanan pulang, Pecco ingin membuat impresi yang bagus kepadaku saat mengendarai mobilnya.
“Untuk menyombongkan diri, dia meluncur sedikit di atas kerikil dan setelah kehilangan kendali kami menabrak tiang. Itu hanya membengkokkan rodanya, dan untungnya kami tidak terluka.
“Saya tertawa seperti orang gila. Dia, di sisi lain, merasa malu. Orang tua saya tidak pernah tahu tentang cerita ini sebelumnya, kalau tidak mereka tidak akan pernah membiarkan saya keluar lagi.
"Mereka selalu mengira kakek Pecco, Antonio, yang menghancurkan roda mobilnya."
Paman Castagnini adalah Gianfranco Leoncini, pemain sepakbola legendaris yang membela Juventus dan Italia. Dia juga berteman dengan Carola Bagnaia, adik yang kini menjadi asisten, bahkan sebelum mengenal Pecco.
"Kami sudah saling kenal sejak sekolah menengah," katanya tentang Carola. "Kami pergi ke sekolah bersama dan segera menjalin hubungan yang baik.
"Pecco dan saya, di sisi lain, keluar dalam dua kelompok berbeda dan kemudian dua kelompok bergabung.”
Kalahkan tekanan untuk rengkuh gelar
Bagnaia menyelesaikan kisah comeback terbesar sepanjang sejarah MotoGP dengan membalikkan selisih 91 poin dari Fabio Quartararo untuk memastikan gelar pada putaran terakhir di Valencia.
Pecco merupakan Italiano pertama yang menjadi juara dunia MotoGP sejak Valentino Rossi pada tahun 2009, dan yang pertama bagi Ducati sejak Casey Stoner tahun 2007.
Castagnini menjelaskan perjuangan Bagnaia untuk 'mengalahkan' tekanan yang membuncah jelang putaran Valencia, di mana keduanya mengaku kesulitan bahkan untuk tidur.
"Itu adalah salah satu hari terbaik dalam hidup kami," kata Castagnini. "Saya bisa tidur berkat pelepasan stres.
"Pecco tidak terlalu baik karena ketegangan yang menumpuk di hari-hari sebelumnya. Malam-malam tanpa tidur, mungkin, adalah sebelum Grand Prix Valencia. Kami tidak bisa beristirahat dengan baik.
"Kami bangun sepanjang waktu dari stres dan saya memimpikan balapan."
Ditanya tentang saat-saat tersulit dalam karir Bagnaia, Castagnini berkata: “Tidak ada momen yang buruk secara khusus. Mungkin pada 2019 dan 2020 saat dia membalap di Pramac.
“Itu adalah bulan-bulan yang rumit karena hasilnya tidak kunjung datang dan dia tidak tenang. Tapi kami selalu mendukung satu sama lain dan mungkin itulah kunci untuk melewati momen itu."
Kegiatan Bagnaia saat lepas dari motor
Castagnini memberikan beberapa wawasan lucu tentang Bagnaia jauh dari dunia MotoGP: "Dia mengoleksi sepatu, sneakers.
“Saya ingat sekali di awal tahun: dia di Qatar dan saya di Pesaro. Melalui aplikasi seluler saya menyalakan dan mematikan lampu di rumah.
"Saya langsung takut, kemudian saya menyadari bahwa itu adalah dia, meskipun dia selalu menyangkalnya!
“Saya menyukai tekad yang dia miliki untuk mengatasi rintangan dan menghadapi tantangan yang diberikan hidup kepada Anda. Selain keharmonisan dan kemampuan menyampaikan cinta.
"Dia sangat suka berada di dapur. Biasanya dia memasak di rumah, tapi karena saya selalu datang terlambat dari kantor, dia suka pasta.
"Kembali dari Malaysia dia menyiapkan saus untuk tagliatelle dan itu adalah salah satu yang terbaik yang saya cicipi!"