Marini Ungkap Rahasia Penampilan Kuat Martin dengan Ducati
Francesco Bagnaia naik podium dalam delapan dari sembilan balapan (termasuk lima kemenangan) dari Assen hingga Sepang musim lalu, memungkinkannya mengejar dan kemudian merebut gelar 2022 dari Fabio Quartararo.
Namun, bintang pabrikan Ducati itu kini menerima momentum buruk serupa dari rivalnya dalam pertarungan gelar 2023 Jorge Martin.
Dari 12 balapan terakhir, Martin meraih 10 podium - delapan di antaranya kemenangan - dan berhasil memangkas defisit 62 poin menjadi hanya 13 poin di belakang dengan tiga putaran tersisa.
Tapi bukan hanya Bagnaia yang memperhatikan data Martin dengan cermat. Kebijakan Ducati yang membuka akses data ke seluruh pembalapnya memungkinkan pembesut Desmosedici lain melihat kemajuan yang diraih martin.
Luca Marini dari VR46 menjelaskan bahwa, alih-alih teknik berkendara atau pengaturan teknis tertentu yang memberi Martin keunggulan, kepercayaan diri tinggi pembalap Spanyol itulah yang mendorong #89 untuk melampaui batas.
“Saat ini, Martin melakukan pekerjaannya dengan luar biasa, dan perasaannya terhadap motor juga luar biasa,” kata Marini. “Setiap kali Anda melihat data [nya], dia bisa mengubah motornya menjadi gelas [minum], seperti yang kami lakukan katakan dalam bahasa Italia.”
Ditanya apakah sudut kemiringan ekstrim yang ekstrim dari Martin tiap menikung adalah kunci dari kemampuan menikungnya, Marini menegaskan:
“Tidak, karena [gaya membalap] Jorge sama – juga tahun lalu dia membalap dengan cara yang luar biasa, namun [hasilnya] tidak begitu fantastis.
“Itu sangat bergantung pada keseimbangan motor, perasaan dan kepercayaan diri yang Anda miliki terhadap motor, yang dapat membantu Anda mendorong lebih banyak dan berkendara dengan baik. Tapi semua orang membalap dengan sangat baik [di MotoGP].”
Sebaliknya, Marini menambahkan bobot pada teori bahwa Pramac telah menemukan set-up yang sangat sesuai dengan gaya Martin dan tidak menyimpang darinya.
“Hanya saja dia menemukan keseimbangan [motor] yang sangat baik yang bekerja dengan sangat baik di setiap sirkuit,” kata Marini.
“Kami harus terus bekerja seperti ini. Tapi kami sendiri melakukan pekerjaan dengan baik. Wajar jika dia melaju sedikit lebih cepat dari kami karena dia punya motor pabrikan dan setelah semua peningkatan pada motor mereka dan motor saya [2022], jaraknya sedikit lebih besar.
“Tapi itu bukan alasan bagi kami karena dengan motor kami, kami bisa meraih podium di setiap GP.”
Meski masih mengincar podium Grand Prix keduanya setelah menjadi runner-up di COTA, Marini telah berada di posisi tiga besar pada dua balapan Sprint Sabtu terakhir (Indonesia dan Thailand).