Lorenzo: Saya akan kembali ke paddock...
Jorge Lorenzo mungkin telah pensiun dari MotoGP. Tetapi lima kali juara dunia itu mengungkapkan bahwa ia akan kembali ke paddock lagi.
Dalam wawancara dengan Servus TV, X-Fuera yang mengakhiri karier balapnya saat debut bersama Repsol Honda, menyatakan:
"Saya pasti akan berada di paddock lagi. Akan ada sesuatu yang bisa saya umumkan segera.
"Jika Anda memiliki kesempatan untuk hidup [di dunia MotoGP] tanpa tekanan, maka Anda senang untuk mengambilnya... "
Tes berkendara? Pekerjaan TV? Manajemen pebalap? Kita harus menunggu dan melihat persis apa yang terjadi di masa depan bagi sang pemenang Grand Prix 68 kali. Pernyataan keluarnya Lorenzo dari HRC mungkin berarti ia akan menjadi 'agen bebas' setelah 31 Desember dan Spaniard baru-baru ini membuat penampilan resmi terakhirnya untuk Honda di sebuah event di Jepang (lihat di bawah):
Lorenzo membalap untuk Yamaha, Ducati dan Honda selama kariernya di kelas premiernya, dimulai dengan sembilan tahun dengan YZR-M1, yang mana ia meraih 44 kemenangan dan tiga titel MotoGP sembari bertarung melawan pebalap sesama juara, Valentino Rossi, Casey Stoner dan Marc Marquez.
"Jelas kami punya hubungan yang sangat istimewa dengan Jorge karena kami bersama selama sembilan tahun yang luar biasa, sangat tidak biasa saya pikir untuk sebuah merek memiliki sembilan tahun kontrak tanpa gangguan dengan pebalap," kata Managing Director Yamaha Racing, Lin Jarvis.
"Dia bergabung dengan kami ketika dia masih sangat muda dengan menunjukkan talentanya dan penampilan menjanjikannya [di 250cc]. Kemudian dia tiba [di MotoGP] dengan gebrakan, tiga pole position dan memenangi balapan ketiga bersama kami serta kemudian memenangi tiga kejuaraan dunia.
"Saya pikir dia memiliki karier yang luar biasa dan saya sangat senang dengan konferensi persnya [pensiun] karena begitu banyak orang yang muncul dan saya pikir itu karena rasa hormat yang ditunjukkan kepadanya.
"Jujur saya pikir cara dia menangani konferensi pers itu luar biasa dan saya pikir itu menunjukkan bagaimana Jorge juga menjadi dewasa dalam keterikatan dengan olahraga di sini.
"Saya ingat ketika dia pertama kali datang bersama kami, dia memiliki beberapa lemak [di pipinya]! Hanya seorang pria muda. Dan sekarang Anda melihatnya sebagai atlet yang sangat dewasa dan terampil yang telah memiliki karier yang luar biasa.
"Jadi kami benar-benar melihat kembali waktunya bersama kami dengan kegandrungan besar dan dia juga orang yang mempersembahkan tiga kejuaraan terakhir kami."
Lorenzo kemudian beralih ke Ducati pada 2017 di mana, setelah dibayangi rekan setia Andrea Dovizioso saat musim debutnya di Desmosedici GP, #99 meraih tiga kemenangan balapan pada 2018... namun itu terjadi hanya setelah ia setuju hijrah ke Repsol Honda.
"Jorge hanya dua tahun bersama kami dan dan jujur ketika kami memiliki Jorge targetnya adalah mencoba memenangi kejuaraan bersamanya pada 2017, yang tidak terjadi," tutur Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.
"Sebenarnya itu kebalikannya, kami berhasil menang enam balapan dengan Andrea Dovizioso dan menantang Marquez hingga putaran terakhir di Valencia, sementara Jorge mengalami masa yang sangat sulit.
"Tapi masalahnya dia tidak pernah kehilangan kepercayaan diri pada kenyataan bahwa dia bisa sukses dan jelas kami juga tidak kehilangan kepercayaan padanya, karena kami terus berusaha untuk membuat perubahan yang pada akhirnya juga meningkatkan motor untuk semua pebalap lainnya.
"Kami sampai pada titik ketika sebenarnya motor dibuat sedikit lebih mudah untuk gaya balapnya. Tapi dia sangat tepat, jadi dia sangat menuntut dan teknisi kami harus bekerja siang dan malam untuk membangun motor yang cocok untuk gaya balapnya.
"Lalu, saat ini terjadi - ironisnya di Mugello di mana pada dasarnya kami telah memutuskan untuk berpisah tahun berikutnya - dia benar-benar salah satu pebalap tercepat. Dia menang di Mugello dengan cara yang fantastis, dua minggu kemudian dia menang di Catalunya dan kemudian di Austria.
"Saya pikir dia bisa menang lebih banyak balapan, tetapi sayangnya dia mengalami kecelakaan di Aragon dan lalu kecelakaan terburuk di Thailand.
"Dia orang yang hebat. Dia mungkin karakter yang kontroversial di paddock , namun ketika mengenalnya dengan baik, dia benar-benar orang yang hebat, orang dengan hati yang besar dan kita punya kenangan yang sangat baik tentang dia dan berharap yang terbaik untuk masa depannya."
Perspektif berbeda ditawarkan Team Manager Suzuki, Davide Brivio, yang pernah menjadi bagian dari anggota tim Valentino Rossi di pabrikan Yamaha dan ketika kedua pebalap merupakan rekan setim serta penuh rivalitas dari 2008 sampai 2010.
"Saya tidak terlalu banyak bekerja untuknya, kami berada di tim Yamaha yang sama tetapi pada saat itu tim lebih bersaing daripada rekan setim!" tegas Brivio. "Memiliki Valentino Rossi sebagai rekan setim tidak mudah, karena konfrontasi berada di level tertinggi!
"Apa yang saya lihat selama balapan dan selama bertahun-tahun adalah Jorge selalu benar-benar mampu belajar. Karena ada beberapa momen yang sangat sulit, terkadang kalah dalam pertarungan, namun mungkin tidak kalah dua kali dengan cara yang sama.
"Jadi mungkin dia kalah dalam balapan, tetapi dia selalu belajar dan meningkat untuk waktu berikutnya. Ini cukup mengesankan dan apa yang memungkinkannya untuk mencapai semua keberhasilannya dalam memenangi kejuaraan.
"Dia sangat tangguh di saat-saat sulit, selalu belajar dan selalu meningkat. Jadi dia pantas mendapatkan apa yang diraihnya dan sekarang sayang sekali dia pensiun, tapi kita harus menghargai keputusannya karena dia banyak memberi.
" Saya pikir dia juga menunjukkan beberapa cara khusus untuk menang balapan. Saya ingat dia salah satu pebalap pertama yang memimpin balapan dengan [keunggulan] 1,3-1,4 detik pada lap pertama. Tidak ada yang mampu melakukan ini sebelumnya dan mereka harus belajar, untuk mengikutinya.
"Dia memperkenalkan banyak hal baru dalam olahraga ini dan dia mendorong semua orang untuk mencapai level itu. Jadi saya pikir dia memberikan kontribusi besar. Namun dia pria yang tangguh dan banyak yang bisa saya pelajari darinya."