Dall’Igna: Inovasi Ducati berkat upaya tim
Di bawah kepemimpinan Gigi Dall’Igna, Ducati telah memperkenalkan banyak inovasi ketimbang pabrikan MotoGP lainnya.
Winglet, penutup roda, perangkat holeshot, swingarm aerodinamika, bar torsi rem, belum lagi 'salad box’ misterius yang semuanya muncul pada Desmosedici GP sejak kedatangan Dall'Igna akhir 2013.
Hampir pasti ada banyak inovasi lain yang disembunyikan di bawah bodywork atau di dalam mesin, sementara yang lain - bahkan mungkin lebih radikal - diperkenalkan sebelum mencapai tim balap.
Rekam jejak Ducati yang konsisten dalam memecahkan landasan teknis baru meski aturan teknis semakin ketat dan suku cadang standar tidak dapat menjadi kebetulan. Tetapi bagaimana ide-ide mereka biasanya muncul?
Apakah Dall’Igna mondar-mandir di kantornya, tenggelam dalam pikiran, berhenti untuk membuat sketsa di papan tulis sampai ia memiliki terobosan? Atau mungkin ia bangun di tengah malam dengan momen 'eureka' dan menuliskan konsep baru pada notepad di samping tempat tidurnya?
Pada kenyataannya, inovasi adalah proses yang dibuat dengan cermat, dengan Dall'Igna bertindak sebagai semacam konduktor untuk 'orkestra' departemen teknis.
“Ide-ide selalu datang dari tim,” jawab Dall'Igna sambil tersenyum dalam wawancara eksklusif dengan Crash.net.
"Saya tidak berpikir bahwa semua ide harus berasal dari satu pria. Penting untuk menciptakan kerjasama di antara orang-orang. Penting untuk mendorong orang menemukan dan menjelaskan ide-ide baru. Jadi ini adalah tipikal proses kerja di Ducati.
“Terkadang kami mengadakan pertemuan panjang, dengan banyak orang, hanya untuk mengembangkan ide-ide baru, atau untuk menemukan ide-ide baru.”
Seperti semua pabrikan, Ducati juga mengawasi dengan cermat apa yang dilakukan para rivalnya.
“Kami banyak mempelajari pabrikan lain. Kami tidak menyalin, tapi kadang-kadang saya mendapat inspirasi dari mereka,” ungkapnya.
“Namun cukup sulit untuk memberitahu Anda 'ini dari Honda, ini dari Yamaha'. Kami terus-menerus coba memahami evolusi yang telah mereka lakukan dan coba mengambil beberapa ide dari itu. Ini proses yang konstan.”
Apa pun sumber inspirasi, setelah daftar ide-ide yang layak disusun, terserah kepada Dall’Igna untuk memutuskan mana dari mereka untuk diwujudkan.
“Terkadang dari sudut pandang teknis, cukup mudah untuk mengetahui mana yang merupakan ide terbaik dan mana yang harus 'dipertaruhkan’. Di lain waktu, itu tidak mudah, tidak begitu jelas. Jadi pada akhirnya saya harus mengambil keputusan tentang mana yang harus kami ikuti,” paparnya.
Berapa persentase gagasan yang tidak pernah berhasil sejauh ini? “Pertanyaan yang sulit dan, jujur, saya tidak punya jawabannya,” imbuh Dall’Igna.
Sementara inovasi telah membantu Ducati memenangi 15 balapan sejak kedatangan Dall’Igna, dengan Andrea Dovizioso runner-up dalam tiga musim terakhir, keunggulan mesin Desmosedici GP di bawah ancaman Honda pada 2019.
“Yang pasti prioritasnya bukan mesin [untuk 2020]. Tapi memang benar bahwa, di atas semuanya, Honda melangkah baik selama tahun ini,” kata Dall’Igna.
Apakah terkejut bahwa Honda telah membuat kemajuan seperti itu?
“Jujur, tidak. Jika saya adalah direktur teknis Honda, pasti saya ingin mengembangkan mesin karena saya harus berada di level yang sama dengan rival lain, setidaknya,” ucapnya.
“Jadi saya tidak terkejut dengan evolusi mesin Honda. Namun pada saat sama, saya ingin membuat langkah lain [dengan mesin Ducati] untuk menjaga jarak yang kami miliki dibandingkan yang lain saat ini.
“Karena pasti para engineer lain juga akan bekerja selama tes musim dingin dan jika kami ingin tetap di tempat kami sekarang, kami harus meningkat. Kalau tidak kami akan mundur. Jadi itu bukan prioritas kami, tetapi itu penting.”
Prioritas utama Ducati untuk 2020 sudah diketahui, yakni meningkatkan kemampuan menikung, pekerjaan yang akan terus berlanjut ketika tes pramusim bergulir di Sepang pada Februari – saat rival, fans dan media juga akan terus mengawasi inovasi teknis terbaru mereka...