Wolff Yakin Dirinya Masih Pantas Memimpin Mercedes
Toto Wolff menjawab pertanyaan apakah dia masih orang yang tepat untuk memimpin Mercedes di tengah masa sulit mereka di F1.
Team Principal Mercedes Toto Wolff membela pekerjaannya dan merasa tidak ada alasan untuk mundur meskipun timnya mengalami kesulitan yang berkepanjangan di F1.
Setelah merengkuh delapan gelar konstruktor beruntun antara 2014 sampai 2021, Mercedes hanya memenangi satu balapan dalam dua musim terakhir sejak regulasi teknis F1 diperbarui pada tahun 2022.
Setelah kegagalan dengan W13 dan W14, Mercedes melakukan perombakan terhadap desain mobil baru mereka, W15. Namun, itu tidak cukup untuk membantu The Silver Arrows membalikkan keadaan.
Pabrikan Jerman itu memasuki musim baru dengan harapan bisa menantang Red Bull untuk kemenangan dan podium, tetapi tidak bisa finis lebih baik dari posisi kelima dalam tiga balapan pembuka.
Mercedes tersungkur lebih jauh di Grand Prix Australia, di mana DNF ganda menutup akhir pekan yang sudah buruk di Albert Park.
Setelah balapan Australia, Wolff - yang memperpanjang masa tinggalnya di Mercedes usai menyetujui kontrak berdurasi tiga tahun Januari lalu - mendapatkan pertanyaan terkait masa depannya.
“Sebagai salah satu pemilik bisnis ini, saya perlu memastikan bahwa kontribusi saya positif dan kreatif,” jawab pria Austria itu ketika ditanya apakah dia telah mempertimbangkan untuk melepaskan posisinya.
“Jadi, saya akan menjadi orang pertama yang berkata, 'Jika ada yang punya ide lebih baik, beri tahu saya'. Saya tertarik untuk mengubah tim ini secepat mungkin.
“Saya akan dengan senang hati memberikan masukan saya dan melihat apa yang akan terjadi, siapa saja yang akan melakukannya. Tapi kita punya masalah fisika dan bukan masalah filosofis atau organisasi, karena kita belum pernah menelan pil bodoh [Red: melakukan hal yang benar-benar bodoh] sejak 2021.
“Hanya saja kita tidak memahami beberapa perilaku mobil yang dulu selalu kita pahami.
"Saya melihat diri saya di cermin setiap hari tentang semua yang saya lakukan, dan jika saya yakin bahwa saya harus mengajukan pertanyaan kepada manajer atau pertanyaan kepada pelatih, saya pikir itu adalah pertanyaan yang wajar, tetapi bukan itu yang saya rasakan saat ini yang harus saya lakukan.”
Wolff, yang memiliki 33% saham tim F1 Mercedes, menekankan situasinya sangat berbeda dengan manajer tim sepak bola.
"Perbedaan besarnya adalah ini tidak seperti pertanyaan manajer, ini adalah pekerjaan saya, saya akan berhenti dari pekerjaan itu dan kemudian orang lain melakukan pekerjaan itu dan saya akan pergi ke Chelsea atau ke Liverpool, atau ke Ferrari,” jelasnya.
"Saya tidak punya pilihan itu, yang juga sangat disayangkan. Saya bukan kontraktor atau karyawan yang mengatakan, 'Saya sudah muak dengan ini'. Roda hamsterku terus berputar dan aku tidak bisa melompat keluar."