Apakah Floor Baru Jadi Penyebab Kecelakaan Leclerc di Prancis?
Secara statistik, Ferrari bisa dibilang memiliki mobil terbaik di grid dengan F1-75 yang mampu kompetitif di setiap trek sejauh ini, khususnya pada tek dengan downforce menengah hingga tinggi.
F1-75 terbukti sangat kuat pada kecepatan satu balapan. Namun kerap kali kesulitan pada balapan khususnya dengan manajemen ban, efisiensi pada kecepatan tinggi dan juga porpoising.
Hal ini dipahami oleh engineer Ferrari di Maranello, yang disiasati dengan membawa berbagai peningkatan seiring musim berjalan.
Manajemen ban ditingkatkan dengan pengenalan floor baru di Spanyol, sementara efisiensi di trek lurus teratasi dengan sayap belakang baru di Montreal.
Kemudian, Ferrari membawa floor baru lagi untuk Grand Prix Prancis, yang secara efektif mengeliminir porpoising yang dialami F1-75.
- Leclerc Merasa Tak Pantas Menangi Gelar 2022 Jika Terus Blunder
- Binotto Konfirmasi Kecelakaan Leclerc Bukan Karena Pedal Gas
Floor baru untuk Grand Prix Prancis memiliki dengan bagian pertama venturi tunnell yang lebih besar, yang meningkatkan jumlah udara di bawah mobil untuk menciptakan lebih banyak downforce dan menghilangkan porpoising.
Namun, lantai yang menghasilkan lebih banyak downforce memiliki potensi untuk berkendara dengan kecepatan minimum lebih tinggi ketimbang mobil dengan downforce lebih sedikit, contohnya RB18.
Lebih banyak kecepatan berarti lebih banyak energi pada ban, dikombinasikan dengan suhu lintasan yang lebih tinggi di Sirkuit Paul Ricard, degradasi ban depan akan menjadi masalah bagi mobil dengan lebih banyak downforce seperti Ferrari.
Untuk Grand Prix Prancis kemarin, Ferrari dipaksa untuk mengadopsi set-up tertentu pada mobil mereka, dengan front-end yang sangat kuat (untuk menghindari understeer dan tidak menghasilkan suhu tinggi pada ban depan) dan ban belakang yang kaku, membuat mobil lebih berkarakter oversteer.
Set-up seperti ini membuat Charles Leclerc kesulitan pada lap pembuka, namun memungkinkan dia untuk mengelola ban lebih baik dibanding Red Bull - juga ditunjukkan oleh upaya comeback Sainz yang kuta - membantunya untuk membangun celah pada akhir stint awal meski dengan ban yang sudah aus.
Verstappen masuk pit pada akhir Lap 16 saat Red Bull mencoba untuk melakukan undercut ke Leclerc, memaksa pembalap Ferrari untuk mendorong untuk dua lap berikutnya.
Melihat gapnya, Leclerc kemungkinan akan kehilangan posisi teratas jika dia berhenti pada akhir Lap 18. Namun ia malah kehilangan kendali atas mobilnya di Tikungan 11 dan berakhir di barrier.
Melihat kecelakaan itu sendiri, terlihat Leclerc berhasil mengambilnya dengan bagian depan yang sangat tajam, namun bagian belakang yang kaku tidak mengikutinya. Terjadilah momen oversteer yang tidak bisa dikendalikannya, mengarahkan mobil ke barrier.
Tentu saja, sangat sulit untuk mengatakan apa alasan sebenarnya dari kecelakaan itu, bahkan jika itu cukup jelas bahwa itu hanya disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti diakui Leclerc setelahnya.
Menganalisis on-board Ferrari di bagian pertama balapan, kita dapat dengan aman mengatakan karakteristik F1-75 tidak membantu Leclerc menghindari akhir yang tragis di GP Prancis.
Meskipun hubungannya mungkin tidak langsung, apakah upgrade baru yang dibawa oleh Ferrari memicu DNF untuk Leclerc di Grand Prix Prancis?